Kamis, 29 November 2012

BAB I-BAB III PROPOSAL (METODE RISET )


ANALISIS KEPUTUSAN SERTA KEPUASAN KONSUMEN DALAM MEMILIH OBJEK WISATA DI JAWA BARAT


BAB I

1.1 Latar Belakang
Industri Pariwisata merupakan salah satu sarana yang tepat dalam meningkatkan kemajuan ekonomi baik lokal maupun global. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor, salah satunya adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu tumpuan untuk menambah devisa negara. Selain itu, pariwisata adalah penyedia kesempatan kerja yang sangat dominan yakni sepuluh persen dari lapangan kerja di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja langsung 7,3 juta orang dan yang tidak langsung sebesar lima juta orang (Santosa dalam Baskara, 2008). Keindahan alam yang ditawarkan oleh Indonesia menjadi salah satu daya tarik yang ditawarkan kepada wisatawan nusantara maupun wisatawan asing, oleh karenanya diperlukan adanya pelestarian lingkungan alam  dan budaya yang menjadi sumber  bagi pengembangan sektor wisata.
Prospek pariwisata di masa yang akan datang juga sangat menjanjikan dan memberikan peluang yang besar karena konsumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata bagi sebagian besar masyarakat telah menjadi salah satu kebutuhan sebagai akibat meningkatnya pendapatan, maupun aktivitas yang padat. Indonesia tahun 2006 menargetkan 5,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara,dengan sasaran terbesar adalah turis dari Asia Tenggara. Keberhasilan dan kegagalan industri pariwisata di negara manapun tidak tergantung pada satu pihak saja, namun bergantung pada kerjasama banyak pihak, hal tersebut dapat didukung oleh provinsi-provinsi yang adadi Indonesia. Provinsi-provinsi di Indonesia mempunyai potensi untuk meningkatkan kepariwisataan di Indonesia salah satunya Provinsi Jawa Barat.
Jawa Barat dengan slogan Visit West Java adalah salah satu provinsi di Indonesia memilliki produk pariwisata yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sehingga dapat besaing di kompetisi tingkat global dan memiliki peranan cukup besar dalam pengembangan pariwisata dan devisa negara.Beragam jenis wisata yang ditawarkan daerah Jawa Barat mulai dari wisata pantai, wisata budaya, wisata alam, wisata religi dan objek wisata menarik lainnya yang menarik para wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Jawa Barat.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata di Provinsi Jawa Barat tahun 2003-2007

Sumber : Disbudpar Kab/Kota di Jawa Barat, 2008

Di tahun 2005 kunjungan wisatawan mancanegara mengalami penurunan dan di tahun 2006 dan 2007 terjadi peningkatan kunjungan wisata. Secara keseluruhan kunjungan wisatawan mancanegara mengalamai peningkatan. Berdasarkan hal tersebut pemerintah Jawa Barat harus lebih menjaga dan meningkatkan kualitas potensi objek-objek wisata yang ada agar mampu mnearik lebih banyak wisatawan untuk datang ke Jawa Barat. Tabel 1.2 dibawah ini menunjukkan beberapa objek wisata yang ada di Jawa Barat berdasarkan tipe daya tarik wisata.
Tabel 1.2
Obyek Wisata di Jawa Barat
No
Tipe Daya Tarik Wisata
Objek Wisata
1.
Gunung Berapi
Gunung Tangkuban Perahu


Gunung Gede


Gunung Papandayan


Gunung Galunggung


Gunung Ciremai
2.
Rimba
Bodogol


Cagar Alam Pananjung


Kebun Raya Bogor


Kebun Raya Cibodas


Taman Safari
3.
Air
Air Panas Cimanggu


Arung Jeram Cikandang


Cagar Alam Pananjung


Ciater


Cipanas Tarogong


Situ Patenggang
4.
Pantai
Pantai pangandaran


Pantai Batu Hiu
5.
Agro
Pelabuhan Ratu


Wisata Agro Gunung Mas


Kampung Kolecer
Sumber : Disbudpar tahun 2008

Propinsi Jawa Barat memiliki daya tarik bagi para pengunjung yang datang dari dalam maupun luar negeri karena keindahan alamnya. Sebelumnya para pengunjung dari luar negeri datang ke Jawa Barat bertujuan untuk mencari keuntungan dan keberuntungan, namun pada saat ini mayoritas pengunjung yang datang ke Jawa Barat bertujuan untuk berlibur dan berekreasi. Perkembangan Propinsi Jawa Barat yang dibagi menjadi beberapa daerah kabupaten dan kotamadya menyebabkan perlunya peningkatan devisa tiap daerah yang salah satu pemasukannya berasal dari pariwisata. Banyaknya lokasi objek wisata yang terdapat di Propinsi Jawa Barat dapat diketahui oleh para wisatawan baik mancanegara maupun domestik dengan cara melakukan promosi pariwisata.Daya tarik wisata di wilayah provinsi Jawa Barat mencakup alam,seni budaya,dan minat khusus,dimana potensi tersebut cukup beragam dan tersebar di wilayah Kabupaten/Kota  Jawa Barat.
Tabel1.3
Alasan Wisatawan Berkunjung Ke Suatu Objek Wisata
Sumber : Majalah Trave Edisi VII, Jnuari,2008
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa terdapat beberapa alasan wisatawan mengunjungi suatu objek wisata. Sebesar 63,7 % wisatawan menyatakan bahwa alasan mereka mengunjungi objek wisata salah satunya karena pupularitas merek.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan perumusan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
  1. Bagaimanakah keputusan berkunjung wisatawan ke objek-objek wisata di Jawa Barat?
  2. Bagaimana karakteristik konsumen yang mengunjungi objek-objek wisata di Jawa Barat?
  3.  Bagaimana kepuasan konsumen terhadap atribut yag ditawarkan objek wisata Jawa Barat?
  4. Bagaimana aktivitas promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jawa Barat dalam meningkatkan kunjungan wisatawan?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk menemukan :
  1. Menganalisis proses keputusan konsumen dalam kunjungan wisata ke objek wisata di Jawa Barat.
  2. Mengetahui perilaku konsumen dalam kunjungan wisata objek wisata di Jawa Barat.
  3. Menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut Objek Wisata di Jawa Barat.
  4. Untuk mengetahui aktivitas promosi pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan provinsi Jawa Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
1.      Sebagai masukan dan rekomendasi kepada pihak pengelola untuk bahan pertimbangan dalam pengembangan wisata alam provinsi Jawa Barat.
2.      Sebagai media informasi bagi pembaca mengenai wisata alam yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar

 2.1.1Wisata atau pariwisata
Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusiadengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamamya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yangdituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka (Marpaung,2002).Menurut Wahab dala~n Pendit (2006), pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan keja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, ia juga merealisasi industri-industri klasik seperti kerajinan  tangan dan cenderamata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri.
Jenis-jenis pariwisata menurut Pendit (2006), antara lain :
Wisata budaya,wisata kesehatan,wisata olahraga,wisata komersial,wisata industri.wisata politik,wisata konvensi,wisata Sosial,wisata pertanian,wisata maritiin (marina) atau bahari, wisata cagar alam,wisata buru,wisata pilgrin,wisata bulan madu,wisata petualangan.
2.1.2 Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dengan pihak lain (Kotler, 2005).
David (2004), menyatakan pemasaran sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa.
Pemasaran (marketing) itu pertama-tama harus berhubungan dengan adanya pemindahan hak milik secara memuaskan. Adanya kepuasan yang dirasakan konsumen, menimbulkan respons positif berupa terjadinya pembelian ulang, dan menganjurkan konsumen lain agar membeli produk yang sama. Keuntungan berlipat ganda akan diperoleh produsen melalui penyebaran informasi positif dari konsumen ke konsumen (Alma, 2005).
2.1.3 Bauran Pemasaran Jasa
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 2005). Bauran pemasaran jasa menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006). terdiri atas tujuh hal, yaitu :
  1. Produk (Product) Produk merupakan keseluruhan konsep obyek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya melnbeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang disebut the offe~'. Variabel-varibel pemasaran produk diantaranya adalah keragaman produk, kualitas desain, ciri, nama, merek, kemasan,ukuran, pelayanan, garansi, dan imbalan.
  2.  Harga (Price) Adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh penjual untuk suatu barang yang sama terhadap semua pembeli. Selain itu, harga merupakan suatu elemen bauran pemasaran paling fleksibel dapat diubah dengan cepat.
  3. Promosi (Promotion) Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat produknya dan untuk meyakinkan pelanggan agar membeli produk yang ditawarkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi yang terdiri dari iMan, penjualan perorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, informasi dari mulut ke mulut, dan surat pemberitahuan langsung.
  4. Tempat (Place) Variabel-variabel pemasaran tempat antara lain saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan, dan hansportasi.
  5. Orang (People) Orang yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Orang adalah semua partisipan yang memainkan penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan kolnunikasi jasa berlangsung dalam waktu riil jasa, oleh karenanya dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
  6. Proses (Process)Proses merupakan gabungan semua ahvitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal peke rjaan, mnekanisme, aktivitas, dan hal-ha1 rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.
  7. Layanan konsumen (Custumer Service) Layanan konsumen pada peinasaran jasa lebih dilihat sebagai hasil dari kegiatan distribusi dan logistik, di mana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan. Layanan konsumen meliputi aktivitas untuk memberikan gagasan waktu dan tempat termasuk pelayanan pratransaksi, transaksi, dan pascatransaksi.
2.1.4 Usaha Pariwisata
Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata dan usaha lain yang berhubungan dengan bidang pariwisata.
Usaha pariwisata digolongkan dalam 3 (tiga) bagian yaitu:
a. Usaha jasa pariwisata
b. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata
c. Usaha sarana wisata
Usaha jasa Pariwisata, berupa jenis-jenis usaha:
a. Jasa biro perjalanan
b. Jasa agent perjalanan wisata
c. Jasa Impresariat
d. Jasa pramuwisata
e. Jasa konsultan pariwisata
f. Jasa informasi pariwisata
2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
Konsumen akan melalui beberapa tahapan dalam melakukan tindakan pembelian sampai akhirnya konsumen memutuskan apakan ia akan membeli atau tidak. Menurut Kotler (2005), ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Secara sistematik, tahapan tersebut dapat ditunjukkan melalui beberapa tahap yaitu tahap pengenalan kebutuhan,pencarian informasi,evaluasi alternatif,keputusan pembelian,perilaku pasca pembelian.
Model ini menekankan pada proses pembelian sejak sebelum pembelian sampai setelah pembelian. Setiap konsumen akan melewati kelima tahap ini untuk setiap pembelian yag mereka buat.
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengaruh lingkungan, perbedaan dan pengaruh individu, dan proses psikologis (Engel, et al, 1994).
  1.   Pengaruh Lingkungan
Pengaruh lingkungan dipengaruhi oleh:
  1. Budaya
  2. Sosial
  3. pengaruh pribadi
  4. keluarga,
  5. situasi.
Budaya mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat (Engel, et al, 1994). Sedangkan menurut Kotler (2005), budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Menurut Engel et al (1994), kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Sedangkan menurut Kotler (2005), kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan. Keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli (Kotler, 2005). Keluarga kerap merupakan unit pengambilan keputusan utama dengan pola peranan dan fungsi yang kompleks dan bervariasi ( Engel et al, 1994). Menurut Kotler (2005), keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan anggota keluarga menjadi acuan primer yang paling berpengaruh.
  1. Perbedaan Individu
Menurut Engel, et al (1994), perbedaan individu dipengaruhi oleh perilaku konsumen yang terdiri dari (1) sumberdaya konsumen, (2) motivasi dan keterlibatan, (3) pengetahuan, (4) sikap, dan (5) kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Setiap orang membawa tiga sumber daya ke dalam setiap situasi pengambilan keputusan, yaitu (1) waktu, (2) uang, dan (3) perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengelolaan). Menurut Sumarwan (2004), motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut. Inilah yang disebut sebagai motovasi.
Pengetahuan, hasil belajar, dapat didefinisikan secara sederhana sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan (Engel, et al, 1994). Menurut Engel, et al (1994), sikap (attitude) adalah suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan obyek atau alternatif yang diberikan. Kepribadian adalah ciri bawaan psikologi manusia yang terbedakan yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya (Kotler, 2005). Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya (Kotler, 2005). Sedangkan demografi adalah mendeskripsikan pangsa konsumen dalam istilah seperti usia, pendapatan, dan pendidikan. (Engel, et al, 1994).

  1.  Proses Psikologis
Menurut Engel, et al (1994), proses psikologis terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan, dan sikap atau perilaku. Pengolahan informasi adalah menyampaikan cara-cara di mana informasi ditransformasikan, dikurangi, dirinci, disimpan, didapatkan kembali, dan digunakan. Pembelajaran adalah proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan sikap dan/atau perilaku. Sedangkan menurut Kotler (2005), pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Perubahan sikap dan perilaku mencerminkan pengaruh psikologis dasar yang menjadi subyek dari beberapa dasawarsa penelitian yang intensif (Engel, et al, 1994).
2.1.7 Nilai dan Kepuasan Konsumen
Nilai dari konsumen yaitu selisih antara nilai total konsumen dan biaya total konsumen. Nilai total konsumen dapat diartikan sebagai suatu gabungan manfaat yang didambakan konsumen terhadap produk dan jasa, sedangkan biaya total konsumen dapat disebut juga sebagai akumulasi biaya yang diinginkan konsumen dan dikeluarkan untuk mendapatkan, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk atau jasa tertentu. Adapun kepuasan konsumen dapat diartikan sebagai suatu kepuasan atau kekecewaan seseorang yang dapat dirasakan setelah membandingkan antara kesan suatu produk dengan apa yang sebenarnya diharapkan dari produk tersebut (Kotler, 2002).
Kepuasan perusahaan dapat dicapai dengan pengelolaan proses kinerja yang
terdiri dari pelaksanaan proses dengan bantuan faktor- faktor produksi seperti bahan baku, mesin dan peralatan, informasi, tenaga kerja serta faktor-faktor pendukung produksi lainnya. Sumberdaya tersebut diperlukan dalam mencapai kebutuhan konsumen yang selalu berubah dan berkembang dari waktu kewaktu. Untuk itu diperlukan sebuah konsep strategi pengembangan produk yang dapat menjawab seluruh kebutuhan konsumen terhadap produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada, guna mengambil bagian kedalam pasar
ekonomi yang konsumtif (Kotler, 2002). Tingkat kepuasan konsumen objek wisata Cangkuang dipengaruhi oleh beberapa atribut yaitu lokasi wisata yang mudah dijangkau serta aksessibilitasnya, harga tiket yang berlaku, pelayanan yang diberikan, keamanan, promosi, manfaat yang diperoleh kenyamanan, jasa pemandu wisata, kelengkapan fasilitas dan kebersihan daerah wisata.
2.2  Kerangka Pemikiran
Kemunculan obyek-obyek wisata di Jawa Barat yang semakin banyak, mulai dari wisata pendidikan, wisata kampung, agrowisata, dan lain lain menjadikan provinsi Jawa Barat menjadi salah satu pilihan untuk berwisata.  Fokus penelitian dalam ANALISIS KEPUTUSAN SERTA KEPUASAN KONSUMEN DALAM MEMILIH OBJEK WISATA DI JAWA BARAT ini adalah konsumen pariwisata atau pengunjung yang datang ke tempat wisata tersebut. Konsumen adalah pihak yang menentukan kualitas jasa. Oleh karena itu pemasar harus mengetahui sampai sejauh mana kebutuhan konsumen yang perlu dipenuhi oleh pemasar tersebut. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keberadaan suatu wisata adalah pengunjung. Begitu pula dengan obyek-obyek wisata yang ada di provinsi Jawa Barat dalam mempertahankan eksistensinya sangat dipengaruhi oleh jumlah pengunjung yang datang.
Oleh karena itu sangat penting bagi pemasar untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari pengunjung tersebut
agar perusahaan mendapatkan informasi yang akurat tentang pengunjung. Dalam setiap konsumsinya, konsumen cenderung melalui beberapa tahapan proses dalam pengambilan keputusan terlebih dahulu untuk mencapai kepuasan yang maksimum. Tahapan yang dilalui konsumen dalam proses keputusan pembeliannya tersebut diantaranya adalah pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian serta pasca pembelian
atau hasil. Dalam menelaah proses tersebut digunakan analisis deskriptif.
Pengunjung objek wisata sebagai pemasar pariwisata memiliki penilaian tersendiri terhadap atribut-atribut kelengkapan objek-objek wisata di Jawa Barat. Untuk menganalisis preferensi pengunjung terhadap atribut yang ditawarkan objek wisata di Jawa Barat digunakan analisis multivariat yaitu analisis faktor. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap atribut-atribut jasa wisata di provinsi Jawa Barat. Selain itu juga dilakukan analisis model regresi logistik ordinal untuk mengetahui variabelvariabel apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengunjung. Setelah dilakukan analisis mengenai proses pengambilan keputusan konsumen serta preferensi terhadap objek-objek wisata di Jawa Barat, maka akan membantu pemasar dalam mengembangkan tempat wisata tersebut.

2.6 Penelitian Terdahulu

Dari penelitian terdahulu yang berjudul Analisis proses keputusan konsumen dan persepsi calon konsumen terhadap wisata kampung cendawarasi (studi kasus SD,SMP,SMA di kota Bogor) tahun 2009 yang ditulis oleh Utami Rakhmawati tentang kota Bogor yang dipenuhi dengan banyak objek wisata.Wisata Agro mulai diminati banyak wisatawan, salah satu wisata agro yang ada di kabupaten Bogor adalah Wisata Kampung Cendawasari,Bogor,Jawa Barat. Karena wisata kampung dapat bermanfaat untuk edukasi selain berekreasi. Untuk mengetahui faktor-faktor  apa yang dibutuhkan agar kampung wisata Cendawarasi dapat menjadi pilhan konsumen dalam berwisata.Melalui uji validitas, uji reabilitas, serta analisi distribusi deksriptif.
Selanjutnya penelitian oleh Nurdianti Rahayu, tahun 2006 mengenai Analisis proses pengambilan keputusan dan preferensi konsumen terhadap wana wisata Curug Nangka KPH bogor perum perhutani unit III Jawa Barat dan Banten. Mengenai Keindahan objek wisata alam hutan banyak digemari para wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal, keindahan alam yang ditawarkan wisata hutan ini mampu membuat para wisatawan menyegarkan fikiran, salah satu wisata hutan adalah wana wisata curug nangka yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih objek wisata, menggunakan pengumpulan data primer dan sekunder, metode purposive sampling.metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Penelitian juga dilakukan oleh Deden Wildan Ihshani, tahun 2005 dengan judul Analisi kepuasan konsumen terhadap atribut wisata Cangkuang, Garut, Jawa Barat.Pada saat konsumen mengunjungi objek wisata tertentu mereka memiliki preferensi sendiri yang berbeda-beda pada objek wisata tersebut. Eksistensi suatu objek wisata sangat tergantung kepada pengunjung. Pengelola objek wisata harus melihat pengunjung sebagai faktor yang menentukan dan menjadi prioritas utama. Mengetahui preferensi konsumen jasa wisata adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan memberikan pelayanan yang baik.Pengumpulan data dilakukan dengan metode yang digunakan adalah metode survey.Metode Analisis yang dilakukan dengan menggunakan Importance Performance Analysis.
2.7 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Hubungan antar variabel pembentuk kepuasan konsumen pada pemilihan objek wisata di Jawa Barat adalah signifikan.
H2: Variabel lokasi, promosi, harga, produk dan jasa yang ditawarkan dan pelayanan mampu menentukan keputusan pembelian konsumen dan membentuk kepuasan konsumen.
H3: Bahwa tedapat keterkaitan antara proses keputusan pembelian dengan preferensi yang akan dipilih oleh konsumen.

BAB III
METODE PENULISAN



1.1  Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui berbagai sumber, studi literatur, data yang berasal dari instansi pemerintah, buku-buku, artikel, sumber-sumber di internet, dan dari sumber-sumber terkait lainnya.

1.2  Variabel-variabel Tahapan Penelitian
Indikator pengukur variabel yang digunakan adalah:
  1. Variabel Produk
-          Kelengkapan produk variasi wisata yang ditawarkan
-          Tersedia informasi mengenai produk-produk wisata
-          Kelengkapan fasilitas-fasilat umum

  1. Variabel Lokasi
-          Lokasi yang mudah dijangkau, terdapat transportasi umum
-          Tempat parkir yang luas dan aman
-          Lokasi wisata yang bersih, nyaman

  1. Variabel Promosi
-          Melakukan pengenalan objek wisata melalui media massa, media elektronik
-          Membuat slogan-slogan objek wisata yang menarik

  1. Variabel Harga
-          Adanya potongan harga
-          Harga yang dikenakan sesuai dengan produk yang ditawarkan

  1. Variabel Pelayanan
-          Pengetahuan pegawai atau pengelola atas produk yang ditawarkan
-          Keramahan dan kesopana pengelola

1.3  Model Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif, yaitu data disusun dalam bentuk tabulasi dan diuraikan secara deskriptif. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan Importance Performance Analysis dan Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index). Data primer yang telah diperoleh melalui penyebaran quisioner dan wawancara yang telah dipersiapkan, kemudian dianalisis untuk melihat karakteristik pengunjung dan setelah itu dilihat pula perilaku dan persepsi pengunjung. Data sekunder yang diperoleh dari data yang terdapat dalam dokumen–dokumen yang dimiliki oleh dinas pariwisata dan kebudayaan provinsi Jawa Barat, penelitian terdahulu, literatur, data dari BPS, media massa, internet, maupun sumber lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

Sumber :