ANALISIS
KEPUTUSAN SERTA KEPUASAN KONSUMEN DALAM MEMILIH OBJEK WISATA DI JAWA BARAT
BAB I
1.1 Latar
Belakang
Industri Pariwisata merupakan salah satu sarana yang tepat dalam
meningkatkan kemajuan ekonomi baik lokal maupun global. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki
kekayaan alam yang besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor,
salah satunya adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu
tumpuan untuk menambah devisa negara. Selain itu, pariwisata adalah penyedia
kesempatan kerja yang sangat dominan yakni sepuluh persen dari lapangan kerja
di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja langsung 7,3 juta orang dan yang tidak
langsung sebesar lima juta orang (Santosa dalam Baskara, 2008). Keindahan
alam yang ditawarkan oleh Indonesia menjadi salah satu daya tarik yang ditawarkan
kepada wisatawan nusantara maupun wisatawan asing, oleh karenanya diperlukan
adanya pelestarian lingkungan alam dan
budaya yang menjadi sumber bagi
pengembangan sektor wisata.
Prospek pariwisata di masa yang akan datang juga
sangat menjanjikan dan memberikan peluang yang besar karena konsumsi jasa dalam
bentuk komoditas wisata bagi sebagian besar masyarakat telah menjadi salah satu
kebutuhan sebagai akibat meningkatnya pendapatan, maupun aktivitas yang padat. Indonesia
tahun 2006 menargetkan 5,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara,dengan sasaran
terbesar adalah turis dari Asia Tenggara. Keberhasilan dan kegagalan industri
pariwisata di negara manapun tidak tergantung pada satu pihak saja, namun
bergantung pada kerjasama banyak pihak, hal tersebut dapat didukung oleh
provinsi-provinsi yang adadi Indonesia. Provinsi-provinsi di Indonesia
mempunyai potensi untuk meningkatkan kepariwisataan di Indonesia salah satunya
Provinsi Jawa Barat.
Jawa Barat dengan slogan Visit West Java adalah salah satu provinsi di Indonesia memilliki
produk pariwisata yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sehingga dapat
besaing di kompetisi tingkat global dan memiliki peranan cukup besar dalam
pengembangan pariwisata dan devisa negara.Beragam jenis wisata yang ditawarkan
daerah Jawa Barat mulai dari wisata pantai, wisata budaya, wisata alam, wisata
religi dan objek wisata menarik lainnya yang menarik para wisatawan nusantara
maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Jawa Barat.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Ke Objek
Wisata di Provinsi Jawa Barat tahun 2003-2007
Sumber : Disbudpar Kab/Kota di Jawa Barat, 2008
Di tahun 2005 kunjungan wisatawan mancanegara
mengalami penurunan dan di tahun 2006 dan 2007 terjadi peningkatan kunjungan
wisata. Secara keseluruhan kunjungan wisatawan mancanegara mengalamai
peningkatan. Berdasarkan hal tersebut pemerintah Jawa Barat harus lebih menjaga
dan meningkatkan kualitas potensi objek-objek wisata yang ada agar mampu
mnearik lebih banyak wisatawan untuk datang ke Jawa Barat. Tabel 1.2 dibawah
ini menunjukkan beberapa objek wisata yang ada di Jawa Barat berdasarkan tipe
daya tarik wisata.
Tabel 1.2
Obyek Wisata di Jawa Barat
No
|
Tipe Daya Tarik Wisata
|
Objek Wisata
|
1.
|
Gunung Berapi
|
Gunung Tangkuban Perahu
|
|
|
Gunung Gede
|
|
|
Gunung Papandayan
|
|
|
Gunung Galunggung
|
|
|
Gunung Ciremai
|
2.
|
Rimba
|
Bodogol
|
|
|
Cagar Alam Pananjung
|
|
|
Kebun Raya Bogor
|
|
|
Kebun Raya Cibodas
|
|
|
Taman Safari
|
3.
|
Air
|
Air Panas Cimanggu
|
|
|
Arung Jeram Cikandang
|
|
|
Cagar Alam Pananjung
|
|
|
Ciater
|
|
|
Cipanas Tarogong
|
|
|
Situ Patenggang
|
4.
|
Pantai
|
Pantai pangandaran
|
|
|
Pantai Batu Hiu
|
5.
|
Agro
|
Pelabuhan Ratu
|
|
|
Wisata Agro Gunung Mas
|
|
|
Kampung Kolecer
|
Sumber : Disbudpar tahun 2008
Propinsi Jawa Barat memiliki daya tarik bagi para
pengunjung yang datang dari dalam maupun luar negeri karena keindahan alamnya.
Sebelumnya para pengunjung dari luar negeri datang ke Jawa Barat bertujuan
untuk mencari keuntungan dan keberuntungan, namun pada saat ini mayoritas
pengunjung yang datang ke Jawa Barat bertujuan untuk berlibur dan berekreasi.
Perkembangan Propinsi Jawa Barat yang dibagi menjadi beberapa daerah kabupaten
dan kotamadya menyebabkan perlunya peningkatan devisa tiap daerah yang salah
satu pemasukannya berasal dari pariwisata. Banyaknya lokasi objek wisata yang
terdapat di Propinsi Jawa Barat dapat diketahui oleh para wisatawan baik
mancanegara maupun domestik dengan cara melakukan promosi pariwisata.Daya tarik
wisata di wilayah provinsi Jawa Barat mencakup alam,seni budaya,dan minat khusus,dimana
potensi tersebut cukup beragam dan tersebar di wilayah Kabupaten/Kota Jawa Barat.
Tabel1.3
Alasan Wisatawan
Berkunjung Ke Suatu Objek Wisata
Sumber : Majalah Trave Edisi VII,
Jnuari,2008
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa terdapat beberapa alasan
wisatawan mengunjungi suatu objek wisata. Sebesar 63,7 % wisatawan menyatakan
bahwa alasan mereka mengunjungi objek wisata salah satunya karena pupularitas
merek.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan perumusan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
- Bagaimanakah keputusan berkunjung wisatawan ke objek-objek wisata di Jawa Barat?
- Bagaimana karakteristik konsumen yang mengunjungi objek-objek wisata di Jawa Barat?
- Bagaimana kepuasan konsumen terhadap atribut yag ditawarkan objek wisata Jawa Barat?
- Bagaimana aktivitas promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jawa Barat dalam meningkatkan kunjungan wisatawan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk
menemukan :
- Menganalisis proses keputusan konsumen dalam kunjungan wisata ke objek wisata di Jawa Barat.
- Mengetahui perilaku konsumen dalam kunjungan wisata objek wisata di Jawa Barat.
- Menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut Objek Wisata di Jawa Barat.
- Untuk mengetahui aktivitas promosi pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan provinsi Jawa Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
1.
Sebagai masukan dan rekomendasi kepada pihak
pengelola untuk bahan pertimbangan dalam pengembangan wisata alam provinsi Jawa
Barat.
2.
Sebagai media informasi bagi pembaca mengenai
wisata alam yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar
2.1.1Wisata atau pariwisata
Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan
manusiadengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat
kediamamya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yangdituju dan
fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka (Marpaung,2002).Menurut Wahab dala~n
Pendit (2006), pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang
mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan keja, peningkatan
penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya.
Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, ia juga merealisasi
industri-industri klasik seperti kerajinan
tangan dan cenderamata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga
dipandang sebagai industri.
Jenis-jenis pariwisata menurut Pendit (2006), antara
lain :
Wisata budaya,wisata kesehatan,wisata olahraga,wisata komersial,wisata
industri.wisata politik,wisata konvensi,wisata Sosial,wisata pertanian,wisata
maritiin (marina) atau bahari, wisata cagar alam,wisata buru,wisata pilgrin,wisata
bulan madu,wisata petualangan.
2.1.2
Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan
proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk
dengan pihak lain (Kotler, 2005).
David (2004), menyatakan pemasaran sebagai proses mendefinisikan,
mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
atas barang dan jasa.
Pemasaran (marketing) itu pertama-tama harus
berhubungan dengan adanya pemindahan hak milik secara memuaskan. Adanya kepuasan
yang dirasakan konsumen, menimbulkan respons positif berupa terjadinya
pembelian ulang, dan menganjurkan konsumen lain agar membeli produk yang sama.
Keuntungan berlipat ganda akan diperoleh produsen melalui penyebaran informasi
positif dari konsumen ke konsumen (Alma, 2005).
2.1.3 Bauran Pemasaran Jasa
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar
sasaran (Kotler, 2005). Bauran pemasaran jasa menurut Lupiyoadi dan Hamdani
(2006). terdiri atas tujuh hal, yaitu :
- Produk (Product) Produk merupakan keseluruhan konsep obyek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya melnbeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang disebut the offe~'. Variabel-varibel pemasaran produk diantaranya adalah keragaman produk, kualitas desain, ciri, nama, merek, kemasan,ukuran, pelayanan, garansi, dan imbalan.
- Harga (Price) Adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh penjual untuk suatu barang yang sama terhadap semua pembeli. Selain itu, harga merupakan suatu elemen bauran pemasaran paling fleksibel dapat diubah dengan cepat.
- Promosi (Promotion) Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat produknya dan untuk meyakinkan pelanggan agar membeli produk yang ditawarkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi yang terdiri dari iMan, penjualan perorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, informasi dari mulut ke mulut, dan surat pemberitahuan langsung.
- Tempat (Place) Variabel-variabel pemasaran tempat antara lain saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan, dan hansportasi.
- Orang (People) Orang yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Orang adalah semua partisipan yang memainkan penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan kolnunikasi jasa berlangsung dalam waktu riil jasa, oleh karenanya dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
- Proses (Process)Proses merupakan gabungan semua ahvitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal peke rjaan, mnekanisme, aktivitas, dan hal-ha1 rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.
- Layanan konsumen (Custumer Service) Layanan konsumen pada peinasaran jasa lebih dilihat sebagai hasil dari kegiatan distribusi dan logistik, di mana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan. Layanan konsumen meliputi aktivitas untuk memberikan gagasan waktu dan tempat termasuk pelayanan pratransaksi, transaksi, dan pascatransaksi.
2.1.4 Usaha
Pariwisata
Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan
menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan
daya tarik wisata, usaha sarana wisata dan usaha lain yang berhubungan dengan
bidang pariwisata.
Usaha pariwisata digolongkan dalam 3 (tiga) bagian yaitu:
a. Usaha jasa pariwisata
b. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata
c. Usaha sarana wisata
Usaha jasa Pariwisata, berupa jenis-jenis usaha:
a. Jasa biro perjalanan
b. Jasa agent perjalanan wisata
c. Jasa Impresariat
d. Jasa pramuwisata
e. Jasa konsultan pariwisata
f. Jasa informasi pariwisata
2.1.5 Proses
Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
Konsumen akan melalui beberapa tahapan dalam melakukan
tindakan pembelian sampai akhirnya konsumen memutuskan apakan ia akan membeli
atau tidak. Menurut Kotler (2005), ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam
proses pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Secara
sistematik, tahapan tersebut dapat ditunjukkan melalui beberapa tahap yaitu
tahap pengenalan kebutuhan,pencarian informasi,evaluasi alternatif,keputusan
pembelian,perilaku pasca pembelian.
Model ini menekankan pada proses pembelian sejak
sebelum pembelian sampai setelah pembelian. Setiap konsumen akan melewati
kelima tahap ini untuk setiap pembelian yag mereka buat.
2.1.6 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya pengaruh lingkungan, perbedaan dan pengaruh individu, dan
proses psikologis (Engel, et al, 1994).
- Pengaruh Lingkungan
Pengaruh lingkungan dipengaruhi oleh:
- Budaya
- Sosial
- pengaruh pribadi
- keluarga,
- situasi.
Budaya mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan
simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi,
melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat (Engel, et al,
1994). Sedangkan menurut Kotler (2005), budaya merupakan penentu keinginan dan
perilaku yang paling dasar. Menurut Engel et al (1994), kelas sosial
adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbagi
nilai, minat, dan perilaku yang sama. Sedangkan menurut Kotler (2005), kelas
sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang
tersusun secara hierarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan
perilaku yang serupa. Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus
hidup, pekerjaan. Keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep-diri pembeli (Kotler, 2005). Keluarga kerap merupakan unit pengambilan
keputusan utama dengan pola peranan dan fungsi yang kompleks dan bervariasi ( Engel
et al, 1994). Menurut Kotler (2005), keluarga adalah organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan anggota keluarga menjadi
acuan primer yang paling berpengaruh.
- Perbedaan Individu
Menurut Engel, et al (1994), perbedaan individu
dipengaruhi oleh perilaku konsumen yang terdiri dari (1) sumberdaya konsumen,
(2) motivasi dan keterlibatan, (3) pengetahuan, (4) sikap, dan (5) kepribadian,
gaya hidup, dan demografi. Setiap orang membawa tiga sumber daya ke dalam
setiap situasi pengambilan keputusan, yaitu (1) waktu, (2) uang, dan (3)
perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengelolaan). Menurut Sumarwan
(2004), motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen.
Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan antara yang
seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan
tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut.
Inilah yang disebut sebagai motovasi.
Pengetahuan, hasil belajar, dapat didefinisikan secara
sederhana sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan (Engel, et al,
1994). Menurut Engel, et al (1994), sikap (attitude) adalah suatu
evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan
atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan obyek atau
alternatif yang diberikan. Kepribadian adalah ciri bawaan psikologi manusia
yang terbedakan yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan
lama terhadap rangsangan lingkungannya (Kotler, 2005). Gaya hidup adalah pola
hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya
(Kotler, 2005). Sedangkan demografi adalah mendeskripsikan pangsa konsumen
dalam istilah seperti usia, pendapatan, dan pendidikan. (Engel, et al,
1994).
- Proses Psikologis
Menurut Engel, et al (1994), proses psikologis
terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan, dan sikap atau
perilaku. Pengolahan informasi adalah menyampaikan cara-cara di mana informasi
ditransformasikan, dikurangi, dirinci, disimpan, didapatkan kembali, dan
digunakan. Pembelajaran adalah proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan
dalam pengetahuan sikap dan/atau perilaku. Sedangkan menurut Kotler (2005),
pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
Perubahan sikap dan perilaku mencerminkan pengaruh psikologis dasar yang
menjadi subyek dari beberapa dasawarsa penelitian yang intensif (Engel, et
al, 1994).
2.1.7 Nilai dan Kepuasan Konsumen
Nilai dari konsumen yaitu selisih antara nilai total
konsumen dan biaya total konsumen. Nilai total konsumen dapat diartikan sebagai
suatu gabungan manfaat yang didambakan konsumen terhadap produk dan jasa,
sedangkan biaya total konsumen dapat disebut juga sebagai akumulasi biaya yang
diinginkan konsumen dan dikeluarkan untuk mendapatkan, menggunakan,
mengevaluasi dan membuang produk atau jasa tertentu. Adapun kepuasan konsumen
dapat diartikan sebagai suatu kepuasan atau kekecewaan seseorang yang dapat
dirasakan setelah membandingkan antara kesan suatu produk dengan apa yang
sebenarnya diharapkan dari produk tersebut (Kotler, 2002).
Kepuasan perusahaan dapat dicapai dengan pengelolaan
proses kinerja yang
terdiri dari pelaksanaan proses dengan bantuan faktor- faktor produksi
seperti bahan baku, mesin dan peralatan, informasi, tenaga kerja serta
faktor-faktor pendukung produksi lainnya. Sumberdaya tersebut diperlukan dalam
mencapai kebutuhan konsumen yang selalu berubah dan berkembang dari waktu
kewaktu. Untuk itu diperlukan sebuah konsep strategi pengembangan produk yang
dapat menjawab seluruh kebutuhan konsumen terhadap produk baru atau
penyempurnaan produk yang telah ada, guna mengambil bagian kedalam pasar
ekonomi yang konsumtif (Kotler, 2002). Tingkat kepuasan konsumen objek
wisata Cangkuang dipengaruhi oleh beberapa atribut yaitu lokasi wisata yang
mudah dijangkau serta aksessibilitasnya, harga tiket yang berlaku, pelayanan
yang diberikan, keamanan, promosi, manfaat yang diperoleh kenyamanan, jasa
pemandu wisata, kelengkapan fasilitas dan kebersihan daerah wisata.
2.2 Kerangka
Pemikiran
Kemunculan obyek-obyek
wisata di Jawa Barat yang semakin banyak, mulai dari wisata pendidikan, wisata
kampung, agrowisata, dan lain lain menjadikan provinsi Jawa Barat menjadi salah
satu pilihan untuk berwisata. Fokus
penelitian dalam ANALISIS KEPUTUSAN SERTA
KEPUASAN KONSUMEN DALAM MEMILIH OBJEK WISATA DI JAWA BARAT ini adalah konsumen
pariwisata atau pengunjung yang datang ke tempat wisata tersebut.
Konsumen adalah pihak yang menentukan kualitas jasa. Oleh karena itu
pemasar harus mengetahui sampai sejauh mana kebutuhan konsumen yang
perlu dipenuhi oleh pemasar tersebut. Salah satu faktor yang
sangat mempengaruhi keberadaan suatu wisata adalah pengunjung. Begitu pula
dengan obyek-obyek wisata yang ada di provinsi Jawa Barat dalam mempertahankan
eksistensinya sangat dipengaruhi oleh jumlah pengunjung yang datang.
Oleh karena itu
sangat penting bagi pemasar untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari
pengunjung tersebut
agar perusahaan mendapatkan informasi yang akurat tentang pengunjung. Dalam
setiap konsumsinya, konsumen cenderung melalui beberapa tahapan proses dalam
pengambilan keputusan terlebih dahulu untuk mencapai kepuasan yang maksimum.
Tahapan yang dilalui konsumen dalam proses keputusan pembeliannya tersebut
diantaranya adalah pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, pembelian serta pasca pembelian
atau hasil. Dalam menelaah proses tersebut digunakan analisis deskriptif.
Pengunjung objek wisata sebagai pemasar pariwisata
memiliki penilaian tersendiri terhadap atribut-atribut kelengkapan objek-objek
wisata di Jawa Barat. Untuk menganalisis preferensi pengunjung terhadap atribut
yang ditawarkan objek wisata di Jawa Barat digunakan analisis multivariat yaitu
analisis faktor. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen
terhadap atribut-atribut jasa wisata di provinsi Jawa Barat. Selain itu juga
dilakukan analisis model regresi logistik ordinal untuk mengetahui
variabelvariabel apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengunjung.
Setelah dilakukan analisis mengenai proses pengambilan keputusan konsumen serta
preferensi terhadap objek-objek wisata di Jawa Barat, maka akan membantu
pemasar dalam mengembangkan tempat wisata tersebut.
2.6 Penelitian Terdahulu
Dari penelitian terdahulu yang berjudul Analisis
proses keputusan konsumen dan persepsi calon konsumen terhadap wisata kampung
cendawarasi (studi kasus SD,SMP,SMA di kota Bogor) tahun 2009 yang ditulis oleh Utami Rakhmawati
tentang kota
Bogor yang dipenuhi dengan banyak objek wisata.Wisata Agro mulai diminati
banyak wisatawan, salah satu wisata agro yang ada di kabupaten Bogor adalah
Wisata Kampung Cendawasari,Bogor,Jawa Barat. Karena wisata kampung dapat
bermanfaat untuk edukasi selain berekreasi. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dibutuhkan agar kampung wisata
Cendawarasi dapat menjadi pilhan konsumen dalam berwisata.Melalui uji validitas, uji reabilitas, serta analisi
distribusi deksriptif.
Selanjutnya penelitian oleh Nurdianti
Rahayu, tahun 2006 mengenai Analisis proses pengambilan keputusan dan
preferensi konsumen terhadap wana wisata Curug Nangka KPH bogor perum perhutani
unit III Jawa Barat dan Banten. Mengenai
Keindahan objek wisata alam hutan banyak digemari para wisatawan baik wisatawan
mancanegara maupun wisatawan lokal, keindahan alam yang ditawarkan wisata hutan
ini mampu membuat para wisatawan menyegarkan fikiran, salah satu wisata hutan
adalah wana wisata curug nangka yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih
objek wisata, menggunakan pengumpulan data primer dan sekunder, metode purposive sampling.metode analisis dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Penelitian juga dilakukan oleh Deden
Wildan Ihshani, tahun 2005 dengan judul Analisi kepuasan konsumen terhadap
atribut wisata Cangkuang, Garut, Jawa Barat.Pada saat konsumen mengunjungi
objek wisata tertentu mereka memiliki preferensi sendiri yang berbeda-beda pada
objek wisata tersebut. Eksistensi suatu objek wisata sangat tergantung kepada
pengunjung. Pengelola objek wisata harus melihat pengunjung sebagai faktor yang
menentukan dan menjadi prioritas utama. Mengetahui preferensi konsumen jasa
wisata adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan memberikan
pelayanan yang baik.Pengumpulan data dilakukan dengan metode yang digunakan
adalah metode survey.Metode Analisis yang dilakukan dengan menggunakan Importance Performance Analysis.
2.7 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Hubungan antar variabel pembentuk kepuasan
konsumen pada pemilihan objek wisata di Jawa Barat adalah signifikan.
H2: Variabel lokasi, promosi, harga, produk dan jasa yang
ditawarkan dan pelayanan mampu menentukan keputusan pembelian konsumen dan membentuk
kepuasan konsumen.
H3: Bahwa tedapat keterkaitan antara proses keputusan
pembelian dengan preferensi yang akan dipilih oleh konsumen.
BAB III
METODE PENULISAN
1.1
Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui
berbagai sumber, studi literatur, data yang berasal dari instansi pemerintah,
buku-buku, artikel, sumber-sumber di internet, dan dari sumber-sumber terkait
lainnya.
1.2
Variabel-variabel Tahapan Penelitian
Indikator
pengukur variabel yang digunakan adalah:
- Variabel Produk
-
Kelengkapan produk variasi wisata yang
ditawarkan
-
Tersedia informasi mengenai produk-produk wisata
-
Kelengkapan fasilitas-fasilat umum
- Variabel Lokasi
-
Lokasi yang mudah dijangkau, terdapat
transportasi umum
-
Tempat parkir yang luas dan aman
-
Lokasi wisata yang bersih, nyaman
- Variabel Promosi
-
Melakukan pengenalan objek wisata melalui media massa,
media elektronik
-
Membuat slogan-slogan objek wisata yang menarik
- Variabel Harga
-
Adanya potongan harga
-
Harga yang dikenakan sesuai dengan produk yang
ditawarkan
- Variabel Pelayanan
-
Pengetahuan pegawai atau pengelola atas produk yang
ditawarkan
-
Keramahan dan kesopana pengelola
1.3
Model Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dan kuantitatif, yaitu data disusun dalam bentuk tabulasi dan diuraikan secara
deskriptif. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan Importance Performance Analysis dan
Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index). Data primer
yang telah diperoleh melalui penyebaran quisioner dan wawancara yang telah
dipersiapkan, kemudian dianalisis untuk melihat karakteristik pengunjung dan
setelah itu dilihat pula perilaku dan persepsi pengunjung. Data sekunder yang
diperoleh dari data yang terdapat dalam dokumen–dokumen yang dimiliki oleh
dinas pariwisata dan kebudayaan provinsi Jawa Barat, penelitian terdahulu,
literatur, data dari BPS, media massa, internet, maupun sumber lainnya yang
relevan dengan penelitian ini.
Sumber :
- http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/16/jbptunikompp-gdl-s1-2004-asephendar-797-BAB+I.pdf
- Repository upi.ac.id
- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat