BAB 12
A. KELUARGA DAN STUDI TENTANG PERILAKU KONSUMEN
Studi tentang keputusan keluarga
sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi tentang individu sebagai
konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah
kesulitan dalam mempelajari tentang keluarga sebagai organisasi. Survey dan
metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu
daripada untuk keluarga. Pemberian kuesioner kepada seluruh keluarga
membutuhkan akses ke semua anggota pada waktu yang lebih kurang sama, dengan
menggunakan bahasa yang mempunyai makna sama bagi semua anggota keluarga, dan
menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama melaporkan opini yang
bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau pengaruh relative
dalam keputusan tersebut.
Haverty
mengidentifikasikan variabel utama yang terlibat didalam analisis seperti ini :
A. Fungsi Produksi Rumah
Tangga
B. Stok (Sumber Daya) Rumah
Tangga
C. Variabel Eksogen atau yang
Ditetapkan Sebelumnya
Walaupun rumah tangga dan keluarga
kadang digunakan secara dapat dipertukarkan sewaktu menganalisis bagaimana
keputusan pembelian diambil, adalah penting untuk membedakan antara kedua ini
sewaktu memeriksa data. Rumah tangga menjadi unit yang analisis yang lebih
penting bagi pemasar karena pertumuhan yang pesat di dalam keluarga trdisional
dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah tangga nonkeluarga,mayoritas besar
terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri.
PENENTU KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SUATU
KELUARGA
Keluarga
memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah
tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga.
Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling
memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik bagi
pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, ststus perkawinan,
kehadiran anak, dan ststus pekerjaan.
Keluarga
adalah sama dengan perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk
mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup
sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua oramg dapat mencapai lebih baik
daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin
tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak.
Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan
pakaian, makana, perbot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan
produk.lain. anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan
akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan
banyak barang yang bebas pilih.
Tipe – Tipe Perilaku Pembelian Menurut Wilkie (1990),
tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat
berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi
merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
Pilihan
konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan
atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan
uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not
(Membeli produk atau tidak)\
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang
dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu
sendiri.
c. Store Patronage (Pemilihan
tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen,
berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk
atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor
yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
d. Brand and Style Decision
(Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci
mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.
FAMILY LIFE CYCLE (FLC)
Keluarga berubah bersama waktu, melewati serangkaian
tahap. Proses ini disebut silkus kehidupan keluarga (SKK). Walaupun sudah
digunakan di dalam literature sejak tahun 1931, konsep tersebut mendapat
pengaruhnya yang paling luas di dalam penelitian pemasaran oleh Wells dan
Gubar, dan belakangan di dalam buku karya Reynolds dan Wells, yang
memperhatikan bagaimana siklus kehidupan mempengaruhi perilaku konsumen.
PERUBAHAN STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA
Memahami perubahan struktur keluarga dan pengaruhnya
terhadap pengambilan keputusan sebagai konsumen. Keputusan membeli dalam
keluarga di pengaruhi oleh keadaan sudah menikah atau belum, ukuran jumlah
anggota keluarga, hal tersebut mempengaruhi jumlah belanjaan yang akan dibeli
maupun budget yang akan di siapkan untuk mengambil keputusan dalam hal membeli
suatu barang. Banyak dari mereka benar-benar menghitung jumlah pengeluaran
mereka sesuai dengan keadaan yang mereka hadapi dalam keluarga mereka
sehari-hari, mana yang sekiranya menjadi keputusan yang utama mana yang belum
menjadi prioritas saat itu.
Apa yang dimaksud dengan sturktur keluarga
kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana struktur itu
mempengaruhi konsumsi? Apakah realitas yang berkembang dari struktur keluarga
merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran? Ini adalah beberapa
dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha menjawabnya. Banyak
jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan laporan sementara
oleh Biro Sensus?
·
Menikah atau Single.
·
Ukuran Rumah Tangga.
·
Perkawinan dalam usia yang lebih lanjut.
·
Boom orang single.
·
Perceraian dan perilaku konsumen.
·
Orang-orang single yang hidup bersama.
· Pemasaran
untuk orang single
· Perkawinan
kembali
METODE RISET UNTUK MENGETAHUI PENGAMBIL
KEPUTUSAN OLEH KELUARGA
Bila anda menyiapkan analisis pengaruh keluarga pada
keputusan keluarga dalam hal pembelian atau konsumsi, sebagian besar teknik
penelitian akan sama dengan studi penelitian pemasaran yang lain.
1. Kerangka
Proses-Keputusan.
2. Kategori
Sturktur-Peran.
3. Bias
Pewawancara.
4. Seleksi
Responden .
SUMBER:
http://yodiahadishtis.blogspot.com/2012/11/pengaruh-keluarga-dan-rumah-tangga.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar