PENDIDIKAN ANAK DI DAERAH TERPENCIL
Pendidikan merupakan salah satu
modal yang sangat penting untuk menjalani kehidupan bermasyarakat, dengan
adanya pendidikan Kita bisa mengetahui berbagai macam informasi. Kita bisa
mendapatkan pendidikan moral, kedisiplinan, agama, sosial dan masih banyak lagi
yang bisa Kita dapatkan. Selain itu pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Apa jadinya bila pembangunan di
Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan. Indonesia merupakan
negara kepulauan, kondisi geografisnya yang berupa banyak pulau dan banyak
ditumbuhi hutan hujan tropis, menjadi tantangan bagi pemerintah dalam upaya
pemerataan pendidikan di semua pulau, agar terkesan tidak “pilih kasih” dalam
memberikan akses pendidikan dan dapat dijangkau seluas-luasnya oleh seluruh
warga negara dengan harapan mereka paling tidak bisa baca tulis dan tidak buta
aksara. Sungguh ironis jika kita menengok pendidikan
anak-anak Indonesia di daerah pedalaman yang jauh dari kota dan juga jauh dari
teknologi canggih.
Betapa
kasihan pendidikan anak-anak yang tinggal di daerah serba kekurangan fasilitas
itu. Untuk sebuah ruangan kelas saja sangat kurang memadai. Hal ini menunjukkan
minimnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan di daerah yang terpencil. Anak-anak
yang bertempat tinggal di sana seharusnya juga mendapatkan hak sama seperti
anak-anak lainnya yang tinggal di daerah perkotaan. Mereka juga membutuhkan berbagai fasilitas yang mendukung
proses belajar agar tujuan pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Di
tengah keterbatasan serta kekurangan fasilitas, kita masih melihat anak-anak
bangsa yang tetap bersemangat untuk menuntut ilmu walau harus menempuh
perjalanan yang jauh, kondisi sekolah yang serba kekurangan. Begitupun dengan
para guru yang rela hanya mendapatkan gaji kecil untuk membantu anak-anak
negeri agar dapat bersekolah. Contohnya
saja seperti yang terjadi di Flores, Ibu Lastri, Ibu guru kelahiran Kampung
Tureng, Desa Ligur Lai, Kecamatan Elar Kabupaten Manggarai Timur itu hanyalah
salah satu dari sekian banyak sosok guru di daerah terpencil yang rela hidup
dan mengabdikan diri secara total untuk kemajuan pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat, beliau prihatin atas kondisi pendidikan di desanya, padahal setiap
orang berhak atas pendidikan. Akhirnya Ibu Lastri dan warga setempat membangun
sekolah untuk anak-anak desa menuntut ilmu, Masalah pendidikan memang menjadi
salah satu persoalan utama di kampung ini. Dari hasil survei yang dilakukan
oleh sebuah LSM lokal menunjukkan, hampir semua penduduk di kampung itu tidak
tamat SD atau hanya tamat SD. Kehidupan sosial lainnya pun serba sulit dan
berkekurangan. Mulai dari masalah rendahnya pendapatan ekonomi, ketersediaan
air minum bersih, kesehatan, keterisolasian wilayah serta pendidikan.
Cerita tersebut hanyalah sedikit
cerita dari betapa mahalnya sebuah pendidikan untuk anak-anak di desa
terpencil, mereka memeiliki cita-cita setinggi langit, mereka memiliki impian
seperti kita, mereka memiliki hak untuk dapat pendidikan yang layak dan baik.
Maka dari itu uluran tangan dari pemerintah akan sangat membantu anak-anak di
desa terpencil, pemeretaan akan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, tidak
hanya di pulau Jawa saja akan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
cerdas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar